Buku Harian Ari Part 30

0
1730

Buku Harian Ari Part 30

Rusak

Dua minggu berlalu…

Ari

Entah sudah beberapa kali aku bertukar ‘teman main’ selama dua minggu ini, sementara istriku sama sekali tak kusentuh karena dalam masa kandungan, mood aliyah sangat tidak beraturan, daripada saat ingin bercinta malah moodnya berubah drastis. Dalam dua minggu ini aku selalu memacu birahi dengan mbak tini, kak lisa dan sang akhwat lonte siapa lagi kalau bukan si nia. Mereka benar-benar bisa membuatku terpuaskan tanpa harus terikat ikatan resmi. Selagi aliyah tidak mengetahui hal ini, mungkin tidak akan menjadi masalah. Hpku bergetar dan ternyata ada notifikasi pesan dari nomor yang tak kukenal.

“Mas .. kapan main lagi?”
“Maaf ini siapa ya?” balasku.
“Ini nia mas” balasan kuterima ternyata itu nomor nia.
“Oh nia…maaf masnya lagi belum bisa ke rumahmu” balasku.
“Yaahh padahal nia lagi pengen mas” balasnya.
“Yaa mas nya lagi di rumah aja nih sementara istri kedua mas lagi ada kegiatan” balasku.
“Kalau nia kesana boleh?” balasnya.
“Boleh aja sih, mau ngapain?” balasku.
“Mau tau rumah mas dimana, kan aku belum pernah kesana” balasnya.
Akupun mengirimkan alamat lengkap rumahku.

Siang harinya…

“Tok tok tok” terdengar ketukan pintu utama rumahku. Saat kubuka ternyata nia, “Gak susah kan cari rumahnya mas?” tanyaku. “Gak kok mas” ucap nia. “Sila duduk dulu….bajunya bagus…merah semua” ucapku. Aku bergegas ke dapur menyajikan teh hangat, “Ini silahkan diminum” ucapku. “Merah semua nyentrik ya mas?” tanya nia. “Gak juga sih…mencolok banget warnanya” ucapku. “Mencolok atau menggairahkan mas?” goda nia. “Hehe itu juga” ucapku. “Istri keduanya mas kemana?” tanya nia. “Oo dia lagi pergi ke forum dakwah di perumahan ini” jelasku. “Oo padahal aku mau kenalan dengan istri keduanya mas” ucap nia. “Oo dia pulang sore atau magrib kayaknya” ucapku. Saat sudah kehabisan bahan obrolan, aku sesekali membuka hpku, saat aku terlarut dalam keasyikanku dan mengabaikan nia, “Mas lihat ini deh” ucap nia seraya menyingkapkan baju dan jilbab merah yang ia kenakan.

“Ups…kamu ngapain?” ucapku seraya menurunkan apa yang telah nia singkapkan. “Kan tadi nia bilang bahwa nia pengen mas” ucap nia. “Yaa kesini jangan tanpa bra juga kali” ucapku. “Yaa nia gak tahan mas habisnya” ucap nia seraya berpindah duduk ke sampingku. “Nia gak tahan rindu dengan ininya mas” ucap nia seraya meremas kontolku dari balik celana pendek yang kukenakan. “Jangan lama-lama ya tapi” ucapku seraya membuka celana dan cd yang kukenakan. Dengan beringas nia mengulum dan menghisap kontolku yang masih setengah tegang tersebut, kocokan dan remasan ia lakukan pada buah zakarku.

Tanganku pun tak tinggal diam, mulai meremasi toketnya yang sudah mengacung, “Slluurrpp uhhmm uhhmm” desah nia. “Mas langsung aja yaaa…udah gatel memek nia” ucap nia seraya menungging di sofa tempat kami duduk, ia pun menyingkapkan rok merah yang ia kenakan. “Gak pakai cd juga…pengen dientot banget ya?” ucap seraya memainkan jemariku di memeknya. “Iyaahh dientot sama kontolmu mas” desah nia, tangannya sibuk menarik kontolku agar lekas masuk ke memeknya.

Saat kontolku sudah berada di dalam memeknya, aku sama sekali tak menggerakkan pinggulku, kulihat nia menggerakkan pinggulnya agar terjadi gesekan antara dinding memeknya dengan kontolku. “Iiiihh mas usil….plis entotin niaaaa” desah nia. Kupegang pinggulnya dan mulai kumaju mundurkan kontolku. “Ugghh mass sshh cepetin” desah nia. Kutegakkan tubuhnya hingga kami tegak lurus, kedua toketnya kuremas dengan keras, “Akkhh masss toket niaa mass” desah nia. Kupermainkan puting toketnya, hingga membuatnya kegelian.

“Akhh mass….entot terus” desah nia. “Ughh ughh pindah posisi yuk niaa” ucapku. “Pindah kemana masss uhh?” Tanya nia. Aku tak menjawab, namun aku menyuruh nia untuk merangkak dan berjalan dengan kondisi kontolku masih menancap. “Ugghh masss kemana nihh jauhh gakk” desah nia seraya berjalan menungging. “Tuh lurus ke kamarnya masss” ucapku seraya terus menyodokkan kontolku ke memek nia.

“Ughh jauhh banget lagiiihhh” desah nia, melihatnya yang kesusahan, lekas kulepaskan kontolku, nia yang tak paham maksudku langsung berjalan menuju kamarku, namun langsung kucegah, kutarik tangan nia sehingga kami berhadapan sebelum ia masuk ke kamarku. Aku mencumbu bibirnya, kedua tanganku langsung memegang pahanya, karena aku hendak menggendongnya. “Uughh mass…ini ngapainn?” tanya nia bingung. “Akhh kontol…masukk lagiihh” desah nia saat kontolku kembali masuk ke memeknya dengan kini posisinya ia adalah kugendong depan. Akupun terus menggenjot memeknya seraya berjalan masuk ke kamarku.

“Akkhh mass perkasa banget…bisa ngentot sambil gendong” desah nia seraya kembali mencumbuiku. Saat sudah berada di dekat ranjangku, langsung kuhempaskan tubuh kami di ranjangku tanpa menutup pintu terlebih dahulu. “Akkhh mass cepetan masss nia gak tahan ughhh” desah nia diikuti semburan cairan cintanya. Kugenjot memeknya dengan tempo yang cepat pada posisi missionary ini dengan kedua kakinya kunaikkan bertumpu pada bahuku. “Akhh mass cepet banget….” Desah nia. Dengan posisi saat ini membuat tanganku bebas meremas toket nia dari balik baju merah yang ia kenakan.

“Ughh mas…toket niaahh memek niaaahh” desah nia menerima serangan gandaku. Sudah kurang lebih 10 menit aku menggenjot memek nia pasca orgasme pertamanya, “Akkhh mass cepetin laggiihh niaaah mau keluar laggiihhh” desah nia diikuti semburan cairan cintanya yang kedua. Pada orgasmenya yang kedua, kupelankan tempo sodokan kontolku. “Hiks hiks hiks” aku mendengar seperti ada seorang yang menangis tepat dibelakangku. Saatku menoleh ke belakang ternyata aliyah berdiri di dekat pintu menangis dan menatapku tak percaya dengan apa yang tengah ia saksikan.

“Apa maksudnya ini mas?!!” pekik aliyah. Aku yang masih terkejut lekas berdiri dan merapikan celanaku, aliyah berlari keluar, namun dengan cepat kutangkap tangannya. “Lepaskan aku mas!!! Kamu pengkhianat mas!!!” pekik aliyah. “Saat istri lagi ke pengajian…kamu disini malah selingkuh sama perempuan itu!!!” pekik aliyah memarahiku. Aku menoleh ke nia yang mulai merapikan pakaiannya dan ia menuju tempat aku dan aliyah yang tengah beradu argumen. “Siapa sih perempuan itu hah!!!” bentak aliyah berjalan cepat menuju nia namun dapat kutahan. “Mas bela dia!! Siapa sih?!! Nia!! Kamu nia kan!!!” pekik aliyah seolah tak percaya apa yang dilihat olehnya.

Aku yang tidak paham bagaimana istri keduaku ini bisa kenal nia hanya bisa diam selama mereka saling beradu argumen, dari beberapa argumen kudapatkan kesimpulan bahwa nia lah orang yang menjebak istri keduaku pada masa lalu sampai kehilangan keperawanannya, “Kamu dulu menjerumuskan aku!! Sekarang kamu ngerebut suami aku!!!” bentak aliyah. “Kenapa kamu senyum-senyum hah?! Tidak ada yang lucu disini!!” bentak aliyah. “Ngerebut?! Suamimu aja yang tolol bisa takluk sama aku… mungkin karena memekmu busuk!” ucap nia. “Plak!!” sebuah tamparan keras dari aliyah mendarat di pipi nia hingga membuat nia tersungkur. “Jaga mulutmu ya!! Sudah ngerebut suami orang!! Malah kau menghinaku!!” bentak aliyah seraya menendang nia. Namun tendangan aliyah tak tepat mengenai nia, karena dengan cepat nia menghindar. Aku langsung melerai perkelahian dua wanita ini daripada memperburuk suasana. “Mas bisa jelasin say…. jangan berkelahi…” ucapku seraya memeluk aliyah agar tidak membantai nia.

“Lepaskan aku mas! Perempuan seperti ini harus diberi pelajaran!!” bentak aliyah seraya meronta. “Sayangg….kasihan calon anak kita yang kamu kandung…” ucapku seraya terus menahan tubuh aliyah yang terus saja meronta. “Anak kita?! Kalau seperti ini…aku tak sudi mengandung anakmu! Dasar lelaki pengkhianat!!” ucap aliyah yang seketika membuatku melonggarkan dekapan pada tubuhnya. “Tak sudi?” tanyaku pelan. “Iyaa aku tidak sudi!! Dan sekarang kita cerai!!! Jangan sentuh aku lagi mas!” bentak aliyah seraya berlari keluar dari rumah ini. “Mas…maaf aku tidak bermaksud..” ucap nia seraya mendekatiku. “Kamu pulang sekarang” ucapku. “Ta tapi mas” ucap nia. “Pulang kau wanita sialan!! Angkat kakimu dari rumahku! Dasar perusak rumah tangga orang!!!” bentakku pada nia. “Baiklah kalau itu yang kamu mau….percayalah…kau akan menyesal mas” ucap nia seraya meninggalkan rumahku. Sementara aku meringkuk di lantai menangisi kepergian aliyah.

Bersambung

Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂

Daftar Part