Buku Harian Ari Part 44

0
1451

Buku Harian Ari Part 44
Sadar

Aliyah

Setelah seminggu yang lalu aku digagahi oleh dokter kandungan yang memeriksa kehamilanku, tadi malam aku kembali harus menunaikan tugasku untuk memuaskan birahi pak soni. Dalam permainan birahi kami tadi malam, pak soni sempat bertanya “Say.. kok cepet banget beceknya?”, “Soalnya aku rindu kamu gagahi lagi mas” ucapku menggodanya. “Tapi kok rasanya memekmu sedikit melonggar ya dari biasanya” ucap pak soni. “Ah ssh perasaan kamu aja pak… namanya juga tinggal beberapa bulan lagi lahirannya” ucapku membela diri. “Oghh oghh… iya juga ya sayang… kapan lagi kamu cek ke dokter?” ucap pak soni seraya menggenjot kontolnya di memekku. “Sshh ahh besok kayaknya pak ahh” desah palsuku seraya menjawab pertanyaan pak soni. Dibenakku sungguh tak kurasakan lagi kenikmatan dari setiap sodokan kontol pak soni, karena kontol dr.budi terus mengawang-awang dalam pikiranku. “Apa sudah semurah inikah diriku?” aku membatin.

Ari

Tiada hari kulalui tanpa memuaskan birahiku pada perempuan-perempuan yang pernah kutaklukkan, siang ini aku berbaring menatap langit diatas ranjang seorang wanita yang tengah tertidur pulas disampingku setelah dua ronde kugenjot demi menggapai kepuasan duniawi, ia tak lain adalah bu yati. Terkadang aku berfikir, apakah aku akan terus seperti ini, menjadi ‘pria bangsat’ yang akan terus menaklukan wanita, aku memang pernah menikah, dan jauh di lubuk hatiku yang terdalam jujur ada secercah cahaya akan keinginan untuk kembali membangun rumah tangga.

Namun saat kulirik wanita yang tertidur dengan jilbab masih terpasang rapi dikepalanya dan area selangkangan yang lembab akibat semburan pejuku, aku kembali mengurungkan niatku untuk membangun rumah tangga, karena hal ini justru adalah kenikmatan dunia yang abadi bagiku. Tak dapat kupungkiri bahwa sebenarnya mulai muncul sebuah perasaan pada seorang akhwat yang kugagahi sebulan lalu, yaitu rini. Betapa jahatnya diriku kalau dipikir-pikir, rini lah orang yang telah menyelamatkanku dari tindakan bodohku, ia yang dengan tulus membujukku untuk mengurungkan niatku mengakhiri hidupku, tapi apa balasanku? Aku malah memperkosanya dan memuntahkan semua pejuku di dalam rahimnya. “Jika sekiranya nanti rini benar-benar hamil anakku, aku janji pada diriku akan menikahinya” aku membatin.

Rini

Aku masih belum bisa lepas dari pikiran bahwa aku akan hamil anak dari mas ari, pria yang pernah kutambatkan hati ini padanya. Namun aku sungguh kecewa dengan perlakuannya padaku sebulan yang lalu. Kak rida dan mas boby juga mulai bertanya-tanya kenapa sejak bulan lalu aku murung, aku enggan membicarakan hal ini dengan mereka berdua karena khawatir akan menjadi perpecahan diantara mereka. Tapi tak bisa kupungkiri aku juga menikmati saat sesi pemerkosaan diriku yang dilakukan oleh mas ari sebulan lalu itu, entah kenapa saat itu kurasakan memekku begitu gatal ingin disodok oleh kontol mas ari. “Arrrghh aku bingung” pekikku dalam hati seraya menutup kepalaku dengan bantal.

“Kamu kenapa rin?” tanya kak rida yang tiba-tiba muncul di depan kamarku. “Eee… enggak kenapa-napa kak” ucapku. “Bohong kamu! Pasti ada apa-apa… coba kasih tau kakak” ucap kak rida seraya mendekatiku. “Beneran kak… aku gak kenapa-napa” ucapku berbohong lagi. “Kamu itu adek kakak, jadi kakak bertanggung jawab untuk melindungimu, ayo pelan-pelan cerita” ucap kak rida lemah lembut seraya mengelus kepalaku. “Aku hamil kak” ucapku lesu, “Rini!!!!! Apa yang kau ucapkan rin! Bodoh kau!” pekikku dalam hati. “Hah! Hamil?! Hamil dengan siapa kamu?!” pekik kak rida. Aku hanya terdiam. “Jawab rin! Jawab! Kamu hamil sama siapa?” pekik kak rida. “Ta..tapi aku belum tau juga ini hamil apa gimana, aku ragu, aku takut kak” ucapku terbata-bata serasa sesenggukan di pelukan kak rida. “Sstt…sudah.. sudah maaf kakak malah jadi membentakmu… coba kamu ceritakan sekarang siapa yang berani menyentuhmu? Kakak tau selama di kota ini kamu sudah tak benar-benar suci” ucap kak rida.

Akhirnya demi kesehatan mentalku, kujelaskan semua yang terjadi ke kak rida. “Sialan! Ari sialan!” Pekik kak rida di hadapanku. Aku langsung nangis sejadi-jadinya. “Maaf rin kakak kelepasan” ucap kak rida kembali mengelus kepalaku. “I..iya kak… jadi gimana kak…” ucapku sesenggukan. “Kakak mau cerita sedikit, kamu mau dengar?” ucap kak rida. “Cerita apa kak?” ucapku seraya menatap matanya. Setelah kak rida menyelesaikan semua ceritanya barulah kuketahui bahwa mas ari juga lah yang mengambil keperawanan kakak kandungku ini, begitu panas rasanya hatiku mendengar penuturan kak rida barusan, namun muncul satu pertanyaan dibenakku dan langsung kuungkapkan “Kalau dia yang ambil keperawanan kakak, kok malah kakak bisa nikah dengan mas boby? Apa mas boby gak permasalahin mahkota kakak yang telah hilang itu?”

Pertanyaanku dijawab panjang lebar oleh kak rida dengan cerita yang kembali menyayat hatiku, aku tak berujung sakit hati pada abang iparku namun aku menumpahkan semua benciku pada mas ari, karena dialah sumber semua masalah ini. Kalau saja dia tak memerawani kakakku mungkin kini aku tak akan menjadi korban birahinya, semua hal ini seolah menjadi rantai kehidupanku dan keluarga kecil kakak kandungku ini.

Bersambung

Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂

Daftar Part