Kerja atau Sex Part 5

0
1491
Kerja atau Sex

Kerja atau Sex Part 5

Shitty Valentine

Singkat cerita, hubunganku dan Nita semakin dekat, hari demi hari, kami berasa semakin bersama. Sekarang dia sering menjemputku ke kantor, karena memang searah kantor. Jadi kami selalu bersama ketika ke kantor. Rekan-rekan tim tidak banyak komentar, karena mereka tahu kami dari dulu akrab, dan mereka tahu saya orangnya agak hemat. Jadi dengan prinsip hemat-tologi, saya dianggap menumpang biar hemat ke kantornya.

Sesekali saja Nita menyempatkan diri membuatkanku bekal, dan dia selalu memastikan jika tidak ada orang lain yang mengetahui jika dia membuatkanku bekal. Kadang diat buatkan tempat terpisah dan memberikanku di mobil, atau kadang dia menyuruhku tidak usah membawa bekal. Aduh manis banget deh pokoknya.

Setiap hari sabtupun kami sering jalan bareng, tapi menghindari tempat-tempat yang ramai, karena biar gimana takut ada yang melihat kami. Walaupun Nita dan saya tidak memiliki banyak teman di kota ini, kami khawatir kalau ada teman Dody yang melihat kami. Aku tidak enak saja dengan Dody, gimanapun dia masih pacar Nita.

Komunikasi Nita dengan Dody juga masih berjalan lancar, Nita selalu memperlihatkan chatnya dengan Dody. Kadang saya jelas merasa cemburu pada Dody, walaupun Nita tidak pernah menanggapi gombalan Dody, ataupun pernyataan rindu dari Dody. Nita dan Dody sudah jalan kurang lebih setahun, sedikit lebih lama dari pertama kali aku masuk di kantor pada 2014 lalu. Andai saja saya bisa lulus lebih cepat dan masuk kantor ini lebih cepat, tidak perlu lagi ada di Dody ini.

Sekarang ini sudah mendekati Imlek, 19 Februari 2015, seperti janjinya dulu bahwa dia akan menyelesaikan semuanya ketika Dody datang. Sekarang ini sudah tanggal 10 Februari, semakin dekat dengan hari itu. Orang tuaku sudah mulai menelfon, menanyakan apakah saya akan pulang untuk imlek di rumah atau mau di coret dari kartu keluarga. Sebenarnya sih tidak bisa juga di coret dari kartu keluarga, secara hukum tidak sah.

Weekend ini sudah 14 Februari, semuanya tahulah, itu ada Valentine. Tentu saja saya ingin memberikan sesuatu yang special buat Nita. Masih terpikir terus apa yang harus kuberikan padanya, mau ajak makan di mana, banyaklah yang masih harus dipikirkan.

Siang itu ketika kami sedang makan siang bareng di pantri, tentunya lagi sepi.

“Sayang, kamu jangan marah ya…” tiba-tiba dia mendekapku dengan erat, dari gelagatnya pasti ada sesuatu dengan chatnya dengan Dody, hal ini juga pernah terjadi ketika chat Dody, isinya “Love you….Love you… Love you…” sampe segabrek terus ada fotonya lagi buat tulisan “Love You Nita” Pake batu-batu di lokasi tambang. Kretif sih pikirku, dan romantic, tapi sayang Nita bukan wanita yang suka di romantisi.

“Ada apa sayang?” sambil kucubit pipinya, manis banget deh wajahnya, gimana bisa marah.

Lalu dia memperlihatkanku chatnya dengan Dody, katanya Dody akan balik tanggal 13 nanti dan akan mengajaknya diner di hari Valentine di Restoran <xxxxx> di Hotel <xxxxx> , tempat kami kemarin. Kenapa juga dia mesti milih di sana, tidak ada tempat lain apa, merusak memoriku dan Nita saja.

“Kamu mau pergi?” tidak bisaku pungkiri ini membuatku cemburu, nada bicaraku berubah dan wajahku menjadi sedikit berkerut. Tentu saja Nita menyadari perubahan wajahku.

“Sebenarnya tidak, Aku ingin menghabiskan Valentineku bersamamu”, dia menatapku dan mengecup bibirku. Ekspresiku tidak berubah tetap saja datar, rasanya hatiku berkecamuk. Walaupun saya tahu yang dikatakan Nita itu tulus, tapi Dody pasti akan berupaya menemui Nita. Pikiranku berpikir bagaimana caranya agar si Dody tidak jadi pergi diner bersama Nita.

“Tapi, Aku mesti ngomong dengan dia tentang hubungan Kami, tentang kita”, sambungnya lagi dengan wajah yang serius dan suara yang menegas. Saya juga sudah pernah mengatakan pada Nita mengenai perasaanku sebagai pria yang sangat tidak nyaman jika saya merebut kekasih pria lain.

Nita juga sudah pernah cerita, bahwa saat itu dia menerima Dody karena kasihan, melihat perjuangannya yang berusaha romantis dan mengejarnya dengan terus menerus. Toh Dody juga akan kelokasi tambang, jadian atau tidak jadian dengan Dody pun tidak akan mengganggu hidupnya di kota ini, hanya menyibukkannya sedikit dengan chat. Jawaban yang dingin sih menurutku, seperti itulah Nita.

Akhirnya saya juga memutuskan untuk pulang ke kampung halaman ku minggu depan, jadi saya akan mengambil cuti dari tanggal 16 hingga 20.

“Baiklah kalau begitu Nit, ada yang memang perlu diselesaikan… Valentine kali ini kita tidak bisa bersama, tapi setiap Valentine tiap tahun-tahun berikutnya akan kita lewati bersama…”

Nita mendekapku erat, dengan manja terus memelukku.

“Nit aku putuskan akan pulang ke ***** untuk imlek, tanggal 14 mungkin aku sudah berangkat, tanggal 21 Aku akan kembali”, kuberi tahukan rencana yang baru kuputuskan itu padanya.

“Kok cepat amet berangkatnya? tidak senin pagi saja atau minggu?” tanya Nita.

“Aku tidak ingin terbakar cemburu dan tiba-tiba muncul di hadapan Dody Nit, aku CEMBURU!” sambilku tatap matanya, dia tahu saya benar-benar serius dengan tiap kata yang kukeluarkan itu.

“Aku berharap hubunganmu dengan Dody selesai dengan baik-baik”, sambungku.

***

Sudah hari Jumat, saking sibuknya sebelum libur imlek dan cuti saya sampai lupa untuk beli tiket. Sebenarnya saya sudah ingin membeli tiket untuk tanggal 14, tapi tiba telfon dari orangtuaku, katanya ada kerabatku yang akan menitipkan barang dari kota P, dekat dari kotaku dan dia baru akan tiba di Kotaku pada hari Sabtu 14 Sore, jadi saya tidak bisa berangkat dulu tanggal 14 itu, terpaksa harus ku tunda keberangkatanku.

Sebenarnya inginku beritahukan kepada Nita, tapiku tunda karena kulihat dia sedang sibuk. Akhirnya karena kesebukan pekerjaan akhirnya saya lupa memberi tahukannya. Akhirnya dia sudah pulang duluan, karena ibunya ingin ditemani ke pesta perkawinan malam ini. Akhirnya kuurungkan niatku memberi tahunya. Bagaimana kalau saya memata-matai mereka besok? Sepertinya itu ide yang bagus.

Saya dan Nita chat seperti biasa, tapi saya tidak menyinggung keberangkatanku, ataupun menginggu tidak berangkat, menghindari pembicaraan itu, kualihkan terus pembicaraan kehal yang lain, jadinya saya tidak bohong. Sampai sudah waktunya dia harus siap-siap berangkat bersama Dody, sekitar jam 17:30 katanya Dody akan datang menjemputnya. Sekarang baru pukul 16:00 dan titipan barang buat orang tuaku juga sudah ada ditangan. Saya sudah bisa meninggalkan apartementku untuk memulai pengintaianku.

Saya mengenakkan kemeja polos biasa dan berwarna gelap dan tidak mencolok, agar tidak menarik perhatian. Saya tiba di restoran tersebut pukul 17:00, dan mengambil posisi di sudut disamping pintu, jadi saya bisa melihat setiap orang yang masuk dan yang duduk diruangan itu, tapi posisiku tidak diperhatikan oleh orang lain, posisi yang bagus untuk memantau.

Valentine memang banyak yang memilih tempat ini untuk berkencan, walaupun akan aneh karena saya hanya duduk sendiri dipojokan. Dan tempat ini tidak menerima reservasi di hari Valentine, siapa cepat dia dapat, fair sih menurutku. Tapi saya berusaha agar ada tempat disimpankan buat mereka, sengaja sebenarnya saya sudah mengaturkan tempat agar pelayan mau menyimpakan tempat di pojokan yang bagus untuk kulihat dari tempatku.

Saya masih chat dengan Nita, sembari dia menunggu Dody menjemput. Sudah 18:00 Dody belum juga datang, dia ngaret! Hal itu paling tidak disukai Nita. Nita adalah orang yang sangat tepat waktu, pernah seorang calon debitur datang tidak tepat waktu, dia langsung membuat berita acara pembatalan tandatangan kredit karena keterlambatan. Pastinya Nita sudah komat kamit Dody terlambat menjemputnya. Akhirnya pukul 18:20 baru Dody tiba, dan kami berhenti chat.

Saya meminta makanan ku mulai disajikan pukul 19:00 tepat, bagi yang sering makan di restoran seperti ini, anda bisa memesan makanan Anda kapan untuk disajikan, dan berapa lama jedah tiap makanannya, jadi sangat nyaman untuk melakukan pembicaraan bisnis yang krusial di tempat seperti ini.

Pukul 19:00 akhirnya meraka tiba juga, sebelumnya telah kuperlihatkan pada pelayan di pintu masuk wajah Nita dan Dody, jadi bisa dia arahkan ke kursi dan meja yang sudah disiapkan. Mereka pasti merasa beruntung karena masih mendapatkan meja di restoran yang sudah penuh ini.

Nita menggunakan blues tunik berwarna biru gelap, dan celana jins ketat dan boot rendah, rambutnya dia biarkan terurai di sebelah kanan bahunya. Terlihat maskulin dengan model pakaian seperti itu.

Sedangkan si Dody mengenakan kemeja pink, it’s PINK dude, bahkan untuk hari Valentine saya tidak akan menggunakannya, dengan skini jins dan sepatu kulit, cukup modis sih pilihan bajunya.

Merek duduk dan sudah mulai memesan, terlihat Dody terus bertanya dan bertanya pada Nita apa yang ingin ia pilih, dia membiarkan Nita yang mengambil keputusan. Berbeda dengan saya kemarin, saya yang mengambil keputusan penuh apa yang akan kami pesan, walaupun ada beberapa pertanyaan yang kulontarkan juga pada Nita itupun hanya pertanyaan memastikan “Kamu alergi kacangkan?”, “Kamu Tidak suka polongkan?”, sisanya saya yang menentukan.

Saat pelayan pergi mereka mulai berbincang, terlihat lebih banyak Dody yang berbicara, Nita hanya diam dan sesekali merespon. Berbeda dari hubungan kami, Nita yang lebih banyak aktif dan imut. Sepertinya saya mengerti sekarang, hubungannya dengan Dody, membuatnya merasa Dody menjadi membutuhkannya, membuat Nita merasa terbebani dengan tanggung jawab lagi bahwa seorang lagi harus dia jaga dan urus. Hal ini membuat Nita muak.

Nita selama ini telah menjadi tangguh dan kuat untuk semua orang disekitarnya, dia tidak butuh lagi orang seperti itu dalam hidunya. Dia butuh seseorang yang kuat, yang mampu memberikan perlindungan, seseorang dimana dia bisa bersandar, DAN ORANG ITU AKU!!! Aku tidak akan mengecewakanmu Nita.

Saat itu juga sambari meperhatikan mereka saya juga sedang makan diner yang sudah kupesan dari tadi. Beberapa kali Dody berusaha memegang tangan Nita, tapi sebanyak itupula Nita menghindar.

Tangan itu hanya untukku Dody, tidak boleh kau menyentuhnya, dia hanya untukku, walau Nita tidak merespon sikap Dody, tetap saja ada rasa cemburu dalam hatiku, tanganku mengepal dan mulai berkeringat. Cemburu yang tidak jelas, cemburu yang melawan logikaku.

Sepertinya Nita mulai berbicara serius kepada Dody, suasana mereka mulai menegang. Posisi duduk Dody menjadi condong maju dan seperti berusaha memberikan jawaban-jawaban kepada Nita, Dody kali ini berhasil menggenggam tangan Nita, tapi ditepis oleh Nita dengan halus.

Pembicaraan itu berlangsung cukup lama, bahkan pelayan yang mendekatpun di tarik oleh manager restoran, sepertinya si manager juga melihat kondisi yang tidak kondusif di meja itu, good management.

Nita tiba-tiba berdiri dan akan berjalan meninggalkan meja, Dody mencengkram tangan Nita. Namun Nita memutar tangannya dan melepaskan diri dari Dody. Nita berjalan dengan cepat dan meletakkan kartu kreditnya di meja kasir, dan langsung pergi meninggalkan restoran. Restoran seperti ini memang cukup terpercaya untuk melakukan hal itu, tapi tidak seperti itu juga kali.

Saya juga melakukan hal yang sama, mengejar mereka dari belakang, saya meletakkan kartu kreditku juga di kasir. Saya mengendap-endap mengikuti mereka, masih sempat terjadi perbincangan di depan lift. Tapi tidak dapat kudengarkan, cukup jauh jarak koridor itu dengan lift.

Dody terdiam di depan lift, melihat Nita masuk kedalam lift. Dia hanya jatuh berlutut dihadapan lift saat lift itu mulai turun. Saya merasa sangat bersalah, saya melihat seorang pria hancur di hadapanku, olehku. Tapi cepat atau lambat Nita akan mengutarakan juga isi hatinya pada Dody, saya hanya mempercepatnya. Maafkan saya Bro, You got a shitty Valentine.

Bersambung

Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂

Daftar Part